Showing posts with label Jabodetabek. Show all posts
Showing posts with label Jabodetabek. Show all posts

RANGKUMAN BERITA NUSANTARA DAN DUNIA


Selengkapnya...

Relawan Jokowi-Ahok Dipukuli Oknum Ormas


Salah seorang relawan pasangan Jokowi-Ahok menjadi korban penganiayaan oleh oknum ormas tertentu saat berada di kawasan Cipayung, Jakarta, Kamis (26/7/2012) lalu.

Tim kampanye Jokowi-Ahok, Prasetyo Edi Marsudi, mengatakan, kejadian penganiayaan ini sudah dilaporkan langsung oleh korban yang bernama Baharaja Sotarduga ke Polsek Cipayung setelah peristiwa tersebut.




"Kami minta aparat yang berwajib memproses pelaku penganiayaan sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku," kata Prasetyo di Jakarta, Jumat (27/7/2012).

Ia menuturkan bahwa pada hari Kamis, Sotarduga yang merupakan warga Ceger, Cipayung, dipukul tanpa alasan yang jelas oleh oknum ormas tertentu.

Setelah kejadian tersebut, Sotarduga langsung melaporkan kasus penganiayaan yang terjadi di Pos Security Perumahan Tamini Mansion, Ceger, Cipayung.

Pasca-kejadian ini, Prasetyo mengimbau agar emosi para relawan dan pendukung tidak terpancing.

"Perbedaan pendapat dan dukungan hendaknya tidak menimbulkan persengketaan, apalagi melakukan pelanggaran hukum," tandasnya.

KOMPAS







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Siswa Belum "Ngaku", SMA Don Bosco Belum Jatuhkan Sanksi


Pihak SMA Don Bosco Pondok Indah belum memberikan sanksi kepada delapan orang siswa kelas tiga yang diduga melakukan tindak kekerasan terhadap tujuh orang juniornya. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaaan SMA Don Bosco Pondok Indah Gerardus Gantur mengatakan, sanksi belum diberikan karena para siswa terduga pelaku tidak mengakui melakukan tindak kekerasan. Menurut dia, hal ini menyulitkan sekolah melakukan tindakan tegas.

"Ke delapan anak itu kan tidak semuanya melakukan tindak kekerasan. Jadi kami tidak bisa langsung memberikan sanksi," kata Gerardus, saat memberikan keterangan pers, Jumat (27/7/2012), di SMA Don Bosco Pondok Indah, Jakarta Selatan.




Ia menambahkan, pihak sekolah akan memberikan sanksi setelah ada proses hukum yang saat ini ditangani Kepolisian Resor Jakarta Selatan. Kasus ini sendiri tengah diselidik polisi setelah orangtua siswa korban melaporkan ke polisi pada Rabu (25/7/2012) dan Kamis (26/7/2012) kemarin.

Sementara itu, Manajer Pendidikan SMA Don Bosco Pondok Indah Ibnu Markatab mengatakan, mengenai pemberian sanksi, sekolahnya memiliki aturan tersendiri. Siswa yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan sanksi ringan atau berat tergantung pada kasusnya.

Jika terbukti melakukan kekerasan, kata dia, sekolah akan mengeluarkan siswa tersebut. Ibnu juga mengatakan, pihak sekolah berani mengeluarkan siswanya yang terbukti melakukan tindak kekerasan.

Sementara itu, ada perbedaan keterangan antara korban dan terduga pelaku yang dihimpun pihak sekolah. Ada korban yang mengatakan dibawa dengan mobil milik terduga pelaku RR menuju lokasi tempat terjadinya aksi kekerasan. Keterangan lainnya menyebutkan bahwa para korban sudah ada di lokasi tanpa ada proses penjemputan ataupun datang bersama para terduga.

Orangtua salah satu korban, Lanjut Bangun mengatakan, pihaknya meminta sekolah mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan siswa yang diduga menjadi pelaku bullying.

"Anak saya sampai sekarang (hari ini) tidak mau sekolah. Dia ketakutan, tertekan. Maka, kami meminta kepada sekolah, kalau bersalah keluarkan dari sekolah. Selama dia (pelaku) masih ada, anak kami tidak tenang sekolah. Kalau mereka dikeluarkan, anak saya akan tetap sekolah di sana," kata Lanjut, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/7/2012).

Selain itu, ia juga meminta jaminan bahwa tindakan serupa tidak terjadi lagi.

KOMPAS







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Foke: Kalau Bukan Ahlinya, Begini Jadinya...


Ada satu hal yang menarik saat Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, membuka Pelatihan Dai dan Daiyah Kader Nahdlatul Ulama XVIII. Saat ia sedang memberikan sambutan kepada para dai dan daiyah, spanduk yang terpampang di belakang mimbar tiba-tiba lepas saat Fauzi Bowo memberikan sambutan.

Merespons kejadian tersebut, pria yang akrab disapa Foke ini sempat menghentikan sambutannya selama dua menit, dan sesekali menengok belakang melihat spanduk yang didominasi warna hijau tersebut. Sontak ia mengeluarkan celetukan yang mengundang tawa para dai dan daiyah.




"Ini nih bukti kalau harus serahkan kepada ahlinya, kalau bukan ahlinya ya begini ini jadinya," celetuk Foke di acara Pelatihan Dai Daiyah Kader NU XVII, di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (27/7/2012).

Setelah Foke mengeluarkan celetukan itu, salah seorang panitia bergegas membetulkan spanduk yang terlepas. "Benar saja tuh, kalau diserahkan kepada ahlinya, yang ngerjain pasti cepat beres," ujar Foke diiringi tawa seluruh dai daiyah yang menghadiri acara tersebut.

Foke yang juga menjabat sebagai Mustakhsyar atau Penasehat Nahdlatul Ulama diundang untuk memberikan sambutan acara Pelatihan Dai Kader NU XVII. Acara pelatihan ini mengambil tema "Ahlussunnah Wal Jama'ah Sebagai Landasan Karakter Bangsa". Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, Ketua Umum PP Muslimat Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua LDNU Zaky Mubarak.

KOMPAS







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Warga Laporkan Selebaran SARA dari Kelurahan


Memasuki putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012, berbagai aksi kampanye hitam dilancarkan, termasuk dengan menebar isu yang berkaitan dengan suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA). Tim sukses Joko Widodo-Basuki T Purnama kembali menemukan kampanye hitam bermuatan SARA di daerah Jelambar Baru, Jakarta Barat.

Tim sukses Jokowi-Ahok itu menemukan selebaran berisi seruan untuk tidak memilih pasangan nomor urut tiga karena agama yang dianut oleh calon tersebut. "Ini berbahaya sekali, bisa memicu konflik horizontal. Kami sudah laporkan masalah ini ke Panwas," kata tim advokasi Jokowi-Ahok, Denny Iskandar, Kamis (26/7/2012) di Jakarta.




Namun, hingga saat ini kasus kampanye hitam tersebut belum diproses karena saksi yang berkaitan dengan masalah ini sulit untuk hadir. Untuk itu, pihak Jokowi-Ahok sedang mengatur waktu agar yang bersangkutan dapat hadir. "Saksinya belum dibawa. Tinggal atur waktu saja, kan saksi ini kerja. Kalau disuruh datang hanya untuk isi berita acara, siapa nanti yang akan nanggung biaya hariannya jika ia tidak masuk kerja?" ujar Denny.

Mengenai batas waktu proses pelaporan yang hanya 14 hari, Denny mengatakan tidak ada masalah. Menurutnya, pihaknya sudah berusaha untuk menguraikan masalah ini agar ke depannya tidak lagi terjadi kampanye hitam dengan membawa isu SARA. "Memang jangka waktunya 14 hari dari laporan. Jika lebih dari itu, maka kedaluwarsa aduannya. Tapi ya sudah, tidak apa. Yang penting di sini kami sudah berusaha," kata Denny.

Sementara itu, berdasarkan formulir pelaporan pelanggaran Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tertanggal 20 Juli 2012, Wakil Ketua PDI-P Ranting Kelurahan Jelambar Baru Wahyudi Gunawan menyampaikan laporan seorang ibu rumah tangga berinisial I. Ia menyerahkan barang bukti berupa rekaman percakapan dengan I lewat telepon genggam dan selembar fotokopi kampanye gelap yang menyudutkan pasangan nomor urut tiga.

Dalam rekaman itu, I mengaku bahwa selebaran berisi kampanye hitam untuk Jokowi-Ahok didapat dari Kantor Kelurahan Jelambar Baru untuk dibagikan kepada warga. Dalam selebaran gelap itu, disebutkan bahwa kemenangan Jokowi-Ahok identik dengan kemenangan etnis dan agama tertentu. Selanjutnya, pada akhir selebaran, ada pesan untuk memperbanyak selebaran tersebut.

KOMPAS







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Foke "Nyawer" Pedagang Takjil di Tambak


Ada satu hal yang menarik dalam kunjungan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo ke Tambak, Pegangsaan, Rabu (25/7/2012). Di sela berkeliling menyapa para pedagang, pria yang akrab dipanggil Foke ini memberikan sejumlah uang ke pedagang. Gubernur pun meminta uang itu dimanfaatkan sebaik mungkin.

Misalnya, ketika Foke mampir di sebuah warung sembako yang juga menjual takjil untuk menyapa penjualnya. Kemudian ia memberikan uang sebesar Rp 500.000 kepada pedagang warung tersebut.

"Ini saya titip kepada ibu agar dibagi sama yang lainnya. Tolong dagangan (takjil) ibu diberikan kepada warga yang membutuhkannya," kata Foke di pinggiran rel kawasan Jalan Tambak, Jakarta, Rabu (25/7/2012).




Kejadian itu sontak membuat warga setempat senang dan seraya berteriak, "Hidup Foke!"

Setelah itu, Foke juga sempat digoda oleh ibu paruh baya yang berjualan gorengan dan takjil agar meminta Foke memborong barang dagangannya. "Ayo dong Pak Foke, borong dagangan saya," ujar pedagang gorengan tersebut.

Permintaan ibu itu pun dipenuhi. Foke kembali mengeluarkan uang sebesar Rp 500.000 dan memberikannya kepada ibu itu. "Saya kasih uang ini untuk membeli semua makanan di sini. Tolong dibagi sama warga lainnya supaya bisa berbuka puasa dengan baik," ujarnya sambil tersenyum.

Warga kembali antusias dan berebut mendapatkan makanan dagangan ibu itu secara gratis. Dalam kesempatan tersebut, ia mengenang sebuah peristiwa di kawasan Tambak. "Dulu di sini sering terjadi tawuran dan rawan penyalahgunaan narkoba. Sekarang sudah jauh berbeda, anak-anak mudanya sangat kreatif, sudah banyak terobosan yang mereka lakukan untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga," ujar Foke.

Dahulu, Foke mengisahkan, dirinya bersama sosiolog Imam Prasodjo pernah membina warga Tambak. "Dulu, saya bersama Imam Prasodjo yang kebetulan rumahnya dekat sini membina pemuda dan seluruh warga sehingga mampu menjadikan kawasan Tambak sebagai kampung kreatif dan hijau," kata Foke.

"Selain itu, di sini juga sudah disediakan arkin atau air warga miskin, taman bacaan hijau, dan juga telah mendapat penghargaan dari Bank Mandiri," katanya.

Di akhir kunjungannya, Foke mengingatkan perlunya sinergi antara masyarakat dan pemerintah. "Misalnya pemerintah memberikan layanan jaminan kesehatan miskin, ditunjang dengan pola hidup sehat warganya. Di sini, contohnya, bank sampah yang berada di RW 06 juga merupakan contoh bersahabat dengan sampah. Ini membuktikan sampah dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat," tandasnya.

KOMPAS







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Tudingan Politik Uang Timses Foke-Nara ke Jokowi-Ahok Terpatahkan


Tudingan tim sukses Foke-Nara terhadap tim sukses Jokowi-Ahok yang dianggap melakukan praktik politik uang terpatahkan oleh bukti-bukti lapangan yang ada. Meski begitu, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta tetap akan menyelesaikan aduan ini.

Ketua Panwaslu DKI Jakarta, Ramdansyah, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan konfirmasi pada tertuduh yaitu tim sukses Jokowi-Ahok mengenai tudingan politik uang ini. Pihak Jokowi-Ahok mengakui bahwa memang ada pemberian uang sebesar Rp 75.000.

"Memang ada pemberian uang Rp 75.000 tapi itu untuk honor saksi dan 43 orang yang menjadi saksi ini menerima bayaran sehari sebelum hari H," kata Ramdansyah, di Kantor Panwaslu, Gedung Sasana Prasada Karya, Jalan Suryopranoto, Jakarta, Rabu (18/7/2012).




Ia menambahkan bahwa pemberian uang untuk membayar saksi ini dilakukan pada tanggal 10 Juli sekitar pukul 15.00 WIB. Sementara serangan fajar yang dituduhkan terjadi pada tanggal 11 Juli sekitar pukul 03.00 WIB sampai 06.30 WIB di RW 007 Kelurahan Pegangsaan itu tidak terbukti.

"Tidak ada saat hari H seperti yang dilaporkan. Dan ini, saksinya bukan yang menerima, juga bukan yang melihat. Dia hanya bilang 'katanya'," ujar Ramdansyah. "Bukti foto yang diberikan juga tidak menggambarkan adanya transaksi politik uang itu," imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa aduan ini kemungkinan besar akan digugurkan karena tidak ada bukti dan saksi yang kuat. Setelah dilakukan penelusuran, bukti juga tidak ditemukan. Justru tim sukses Jokowi-Ahok memberikan bukti berupa catatan pembayaran honor saksi berjumlah 43 orang dengan besaran Rp 75.000 untuk masing-masing saksi.

Sebelumnya diberitakan, anggota tim sukses Foke-Nara wilayah Jakarta Pusat, Jan Awalisi dan Ketua RW 07 Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat, Mahmuri mendapat laporan dari warga yang didatangi seseorang yang membagikan uang Rp 50.000-Rp 75.000. Uang itu diselipkan dalam baju kotak-kotak sehingga yang memberikan diduga sebagai anggota tim sukses pasangan calon nomor urut tiga.

KOMPAS







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

5.000 Paket Takjil Dibagikan Gratis di Bandara


Sepanjang Bulan Ramadhan 1433 H, PT Angkasa Pura II membagikan tak kurang dari 5.000 paket takjil atau makanan berbuka puasa secara cuma-cuma kepada seluruh pengguna jasa angkutan udara di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Ribuan paket takjil ini disebar merata di seluruh terminal, baik terminal keberangkatan maupun terminal kedatangan. "Kegiatan ini merupakan salah satu upaya kami untuk memudahkan pengguna jasa angkutan udara yang tengah menjalankan ibadah. Dengan takjil gratis ini diharapkan pengguna jasa bisa berbuka puasa tanpa kendala," kata Deputy Senior Manager PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Soekarno-Hatta, Bram Bharoto Tjiptadi, Minggu (22/7/2012) dalam siaran persnya.



Bram Bharoto menjelaskan, dalam paket takjil tersebut terdapat sejumlah makanan ringan dan minuman, seperti kurma, kue, roti, dan minuman. "Setiap hari menunya berbeda-beda. Makanan dan minuman ini akan dibagikan setiap sore hari menjelang berbuka puasa di gerai-gerai yang dibuka di setiap terminal," jelasnya.

Di area kedatangan dan keberangkatan Terminal 1A dan 1B disediakan masing-masing 600 paket takjil. Kemudian untuk di terminal 1C, disiapkan sebanyak 400 paket takjil di area keberangkatan dan kedatangan. Untuk di Terminal 2, baik di terminal kedatangan maupun keberangkatan disiapkan masing-masing 400 paket takjil. Sedangkan untuk di area kedatangan TKI, sebanyak 300 paket.

"Sementara untuk di terminal 3, di tiap-tiap area kami siapkan masing-masing sebanyak 350 paket takjil. Jumlah itu belum termasuk sumbangan dari mitra kerja, yang setiap harinya 400 paket khusus untuk penumpang di Terminal 2 dan Terminal 3," ujar Bram.

Bram menambahkan, jumlah paket takjil puasa di Bandara Soekarno-Hatta pada Ramadan tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan Ramadhan tahun lalu. Peningkatan ini, kata dia, untuk mengimbangi jumlah pergerakan penumpang pesawat yang terus meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2010, jumlah penumpang yang bergerak di Bandara Soekarno Hatta mencapai 44,3 juta. Sementara pada 2011, jumlah pergerakan penumpang telah mencapai 51,5 juta.

Sementara itu, Corporate Secretary PT Angkasa Pura II Trisno Heryadi menambahkan, program pembagian ribuan paket takjil kepada penumpang muslim yang menjalankan ibadah puasa ini tidak hanya dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, program yang sama juga dilakukan di bandara- bandara lain yang dikelola perseroan dengan jumlah yang disesuaikan pada angka pergerakan penumpang pada masa berbuka puasa.

PT Angkasa Pura II kini mengelola 12 bandara utama di kawasan Barat Indonesia, yaitu Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Polonia (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Sultan Thaha (Jambi) dan Depati Amir (Pangkal Pinang).

KOMPAS







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Jokowi-Ahok Akan Menginap di Rumah Warga


Menghadapi Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) yang merupakan relawan pemenangan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama berencana menggunakan strategi efektif. Cara sosialisasi program paling efektif, menurut Pospera, adalah dengan menginap di rumah warga.

"Kader menginap di rumah rakyat adalah program utama kami. Masyarakat didekati langsung pribadi ke pribadi. Kita bukan hanya menyampaikan secara langsung, tapi juga akan mengenal kehidupan rakyat itu seperti apa," kata Mustar Bonaventura, Koordinator Pospera, di Markas Pospera, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (21/7/2012).



Ia menandaskan, pihaknya juga akan mendorong agar selama masa kampanye putaran kedua nanti Jokowi dan Ahok juga bisa menginap di rumah warga DKI. Cara itu, menurutnya, akan memudahkan calon pemimpin DKI Jakarta mengenal dan mengetahui secara langsung masalah yang dihadapi warganya.

"Mengenal hidup rakyat adalah modal dasar pemimpin. Sosok pemimpin seperti itu kita temukan pada diri Jokowi-Ahok," tandas Mustar.

Selain lebih efektif, alasan lain yang disebutkan adalah karena tim Jokowi-Ahok tidak ingin mengutamakan uang dalam kampanye dan sosialisasi program. Cara yang diterapkan diyakini tidak akan memakan biaya yang tinggi.

"Pospera sudah punya 150 posko relawan di berbagai titik di Jakarta. Tim-tim posko itu yang akan turun langsung untuk menginap di rumah warga," jelas aktivis Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) itu.

Dengan modal tersebut, tidak diperlukan lagi terlalu banyak sumber daya manusia maupun finansial yang dibutuhkan. Hasil penjualan baju kotak-kotak dan sumbangan beberapa kader partai pendukung sudah memadai untuk memobilisasi relawan ke rumah-rumah warga.

"Calon kita tidak punya uang dan tidak bisa menjamin uang. Tapi, kemenangan kami bisa jamin," tegas Mustar.

KOMPAS







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Umat Ahmadiyah Gantung Diri di Menara Masjid


Seorang penganut Ahmadiyah, Ibrahim Ahmad, ditemukan tewas dalam posisi tergantung di menara Masjid Al-Hidayah, Jalan Ciputat Raya Gang Sekolah No. 18 Rt. 10 Rw. 10, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Korban diketahui tewas sekitar pukul 21.30 WIB Kamis 19 Juli 2012.

Menurut Pusat Komunikasi dan Informasi Polda Metro Jaya, korban pertama kali ditemukan oleh dua petugas masjid, yaitu Idrus dan Sadiq. Ibrahim Ahmad tergantung-gantung tak bernyawa dengan leher yang patah terikat tambang plastik warna kuning.




Pada 8 Juli lalu keluarga melapor ke kantor polisi bahwa Ibrahim hilang. Mereka khawatir karena almarhum pergi meninggalkan rumah sejak 4 Juli dan tak ada lagi kabar apapun tentangnya setelah itu.

Oleh polisi, Ibrahim dinyatakan mengalami gangguan jiwa. Untuk menyelidiki kematian tragisnya, aparat membawa jasad korban ke RS Fatmawati untuk divisum.

VIVAnews







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Malam Tarawih Pertama, Jakarta Macet Parah


Sejumlah jalan di Jakarta pada petang menjelang malam hari ini mengalami kemacetan yang cukup panjang akibat volume kendaraan. Antrean kendaraan terjadi karena masyarakat pulang hampir pada jam yang sama karena bertepatan malam pertama pelaksanaan salat tarawih.

Berdasarkan pantauan dari kamera CCTV VIVAnews, kepadatan kendaraan di kawasan Jakarta Selatan terjadi di kawasan Kuningan, Setiabudi, Casablanca, Pancoran menuju Cawang, dan dari Gatot Subroto menuju Pancoran.




Berlanjut ke kawasan Jakarta Timur, kepadatan kendaraan terjadi di kawasan MT Haryono menuju Cawang maupun dari MT Haryono menuju Gatot Subroto. Sementara di kawasan Jakarta Barat, kemacetan terjadi di kawasan Tomang menuju Slipi, maupun dari Slipi menuju Gatot Subroto dan kawasan Taman Anggrek.

Di Jakarta Utara, kepadatan kendaraan terjadi di kawasan Sunter menuju Plumpang, Sunter ke arah Kelapa Gading dan kawasan Sunter menuju Cempaka Mas.

VIVAnews







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Waspadai Kampanye Hitam pada Putaran Kedua


Panwas Pilkada DKI harus mewaspadai maraknya kampanye hitam menjelang Pilkada DKI putaran kedua. Tindakan tegas seharusnya dilakukan untuk pelanggaran ini.

Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti dan Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu untuk Demokrasi Titi Anggraini, Senin (16/7/2012) di Jakarta.




Kendati kampanye putaran pertama relatif bersih dari kampanye berbau SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), kata Ray, hal itu mulai muncul menghadapi putaran kedua. Titi juga menyesalkan mulai munculnya kampanye berbau SARA.

Karena itu, Ray meminta Panwas Pilkada DKI tegas menindak kemungkinan ini. "Jangan sampai isu SARA mencederai Pilkada DKI, ibu kota Indonesia yang menjunjung Bhinneka Tunggal Ika," katanya.

KOMPAS







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Ridwan Saidi Minta MK Perhatikan Gugatan Pilkada DKI Dua Putaran


Pasca pencoblosan Pilkada DKI Jakarta Rabu (11/7/ 2012) lalu, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 didaftarkan untuk diuji materi pada Jumat (13/7/2012).

Pasal 11 ayat (2) UU tersebut mengatur mengenai pilkada dua putaran bila tidak ada kandidat yang memperoleh 50 persen lebih dari jumlah suara.

Sementara pasal UU No.29/2007 dinilai bertentangan dengan UU No.12/2008 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal Pasal 107 ayat (1) menyatakan kandidat dengan suara 50 persen lebih, sah sebagai kandidat terpilih.




Sementara ayat (2) menyebut bila ketentuan ayat (1) tidak tercapai maka kandidat yang mencapai 30 persen atau kandidat yang mendapatkan suara terbesar dinyatakan sebagai kandidat terpilih.

Budayawan Betawi, Ridwan Saidi angkat bicara. Menurutnya gugatan itu sangat mungkin dikabulkan. Ia meminta agar permohonan yang dilayangkan bisa diperhatikan terlebih dahulu.

"Sebaiknya permohonan itu ditangguhkan dulu. Perrmohonannya kan sudah masuk ke MK. Saya kira bisa dikabulkan dan sangat mungkin. Ada peluang akan diterima MK," kata Ridwan Saidi, kepada KOMPAS.com, Jakarta, Senin (16/7/2012).

Ia mencontohnya, bagaimana MK memperkuat kemenangan Nur Mahmudi dalam Pilkada Kota Depok digugat oleh pasangan lain pada 2010.

Ridwan meyakini hasil gugatan sudah bisa diketahui jauh sebelum dijadwalkan pilkada DKI putaran kedua, 20 September 2012 mendatang.

Terlebih menurutnya, gugatan ini bisa disebut skandal dalam pilkada. Meski ia mengakui keputusan hasilnya ada ditangan sembilan hakim konstitusi MK.

"Ada putaran kedua atau tidak, ini masalah besar karena menyangkut skandal pilkada. Saya pegang apa yang berlaku di MK. Jangan coba dihindari fakta itu. Saya kira MK harus buat putusan ini cepat karena ini ditunggu. Bahkan '8 hari' pun sudah bisa ada keputusan," tutur Ridwan yang mengaku sering lakukan gugatan ke MK ini.

Seperti diberitakan, gugatan diajukan oleh tiga warga Jakarta, yaitu Abdul Havid Permana, Mohammad Huda dan Satrio Fauzia Damardjati.

Didampingi kuasa hukum mereka, M Sholeh. Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang KOMPAS, Jokowi-Ahok unggul dengan 42,59 persen suara.

Disusul Foke-Nara dengan 34,32 persen. Apabila hasil resmi KPU DKI yang akan dirilis menampilkan angka yang tidak jauh berbeda.

Apabila gugatan dikabulkan sebelum pemilihan putaran kedua. Bisa dipastikan Jokowi-Ahok yang memenangkan DKI-1.
KOMPAS







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

41772-07
 
tv1one tv1one-Online.
Simplicity Edited by Ipiet's Template