Showing posts with label Pesawat Sukhoi Jatuh. Show all posts
Showing posts with label Pesawat Sukhoi Jatuh. Show all posts

Keganjilan Izin Terbang Sukhoi Terkuak


Satu per satu keganjilan Joy Flight pesawat Sukhoi Superjet 100 mulai terkuak. Kementerian Perhubungan mengungkapkan, pesawat SSJ 100 yang jatuh di Gunung Salak ternyata awalnya tak mendapat izin terbang.

Karena Kemenhub hanya memberi izin pesawat SSJ 100 dengan nomor seri pesawat 97005. Adapun pesawat yang jatuh di Gunung Salak, Bogor bernomor seri 97004. Sukhoi mengganti pesawat setelah izin terbang untuk SSJ 100- 97005 dikeluarkan.

"Izinnya memang ada perubahan, waktu itu saya terima laporan dari pihak Trimarga bahwa pesawatnya yang datang itu berbeda karena di surat izin itu nomor 97005, tapi yang datang itu nomor 97004," ujar Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bakti dalam RDP dengan Komisi V, di Gedung DPR, Senayan, Senin (28/5/2012).




Herry mengatakan, adanya perbedaan itu sempat ditanyakan Kemenhub kepada pihak PT Trimarga sebagai agen dari pesawat Sukhoi Superjet 100 itu. "Saya sempat pertanyakan secara profesional, mengapa ini berbeda tapi mereka (PT Trimarga) bilang katanya mesinnya sama, jadi saya bilang kalau sama ada tidak masalah? Dan mereka bilang tidak," ungkapnya.

Lebih lanjut, Herry menambahkan pihak Kemenhub pada saat izin terbang itu diajukan, tak pernah mengetahui bentuk dan jenis pesawat yang akan datang. Karena Kemenhub hanya menerima call side pesawat yang akan terbang di Indonesia.

"Izin masuk kita tidak tahu pesawatnya, di sini kita tak tahu pesawatnya apa hanya ada call side-nya saja. Tidak ada serial numbernya. Tanggal 3 Mei 2012 sudah ditanda tangani izinnya ini," tandasnya. [mah]

INILAH.COM







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

FDR Ditemukan, Basarnas Tutup Operasi Sukhoi


Flight Data Recorder (FDR), bagian dari kotak hitam pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Jawa Barat, akhirnya ditemukan Rabu (30/5/12) siang oleh masyarakat Cidahu 30 meter di bawah lokasi penemuan ekor pesawat Sukhoi yang tertimbun tanah.

Hal ini ditegaskan oleh Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Daryatmo, Kamis (31/5/12) di Terminal Kedatangan Bandara Halim Perdanakusuma.

FDR tersebut akan diserahkan oleh Basarnas kepada kepada Ketua Komisi Nasiona Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi, setelah sebelumnya diterima dari Danrem 062 AM Putranto yang menerima FDR itu dari Dudu, warga Cidahu yang menemukannya.




"Ditemukannya FDR ini, maka proses evakuasi korban dan puing pesawat Sukhoi SJ100 resmi ditutup," kata Daryatmo.

Soal puing-puing pesawat yang jatuh Rabu (9/5/12) silam itu, Basarnas menunggu konfirmasi dari pihak Rusia untuk memindahkannya.

Saat penyerahan FDR itu, hadir juga Chief Designer Sukhoi, Vladimir Volfov. Ia memastikan jika FDR itu memang berasal dari Sukhoi SJ100. [mvi]

INILAH.COM







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Menhub Tagih Janji Sukhoi Soal Asuransi Rp 1,25 Miliar


Menteri Perhubungan EE Mangindaan menginginkan adanya kesepakatan tertulis atas kesanggupan pihak Sukhoi memberikan asuransi sebesar Rp 1,25 miliar kepada korban jatuhnya Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak. Bogor, Jawa Barat.

"Kita berharap kesepakatan ini dalam bentuk tertulis. Karena masih lisan," katanya di gedung DPR, Jakarta, Senin(28/5/2012).

Pihak Sukhoi kata Menhub memang sudah menyanggupi memberikan asuransi sesuai Peraturan Menteri Nomor 77 Tahun 2011.




"Kesanggupan pihak Sukhoi untuk memberikan tanganggung jawab pengangkut yang besarnya sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 77 tahun 2011," jelas Mangindaan.

Lebih lanjut Mangindaan menegaskan hingga kini PT Trimarga Rekatama sebagai perwakilan Sukhoi masih berkomitmen memberikan asuransi kepada keluarga korban sesuai aturan dan kesepakatan awal.

TRIBUNNEWS.







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Pesawat Sukhoi Jatuh, DPR Akan Bentuk Panja Kecelakaan Sukhoi


Komisi V DPR akan menggelar rapat internal guna memutuskan pembentukan Panitia Kerja (Panja) guna penyelidikan kecelakaan pesawat Sukhoi di Gunung Salak Bogor yang menelan 45 korban jiwa.

"Nanti selesai ini, kami akan rapat intern Komisi V untuk memtuskan, apakah mau membentuk panja atau tidak," kata Ketua Komisi V, Yasti Soepredjo Mokoagow, di sela-sela rapat kerja Komisi V dengan pemerintah dan PT Trimarga Rekatama di Gedung DPR, Jakarta, Senin (28/5/2012) malam.

Senada dengan Yasti, anggota Komisi V dari Fraksi PKB, Marwan Jafar, juga menyampaikan hal yang sama.




Menurut Marwan, terlepas adanya protes Kedutaan Besar untuk Indonesia atas pernyataannya, bahwa pembentukan panja itu itu juga untuk menyelamatkan wajah penerbangan di Indonesia di mata internasional.

Menurut Marwan, banyak hal yang harus didalami atas kecelakaan naas tersebut.

Penyelidikan 'Panja Sukhoi' ini dimulai sebelum kedatangan pesawat ke Indonesia hingga kecelakaan terjadi.

Adapun pihak yang bisa dimintai klarifikasi atas kejadian itu, di antaranya pihak perusahaan Sukhoi, pihak yang mendatangkan pesawat, Kedubes Rusia, Kemenhub, ATC (kontrol penerbangan) Angkasa Pura, Kemenlu, SAR, hingga tim penyelamat dan evakuasi.

"Pihak Rusia harus diundang dalam rapat Panja Sukhoi supaya beri keterangan dan kita tidak disalahkan. Dalam hal ini, bahwa KNKT merupakan otoritas penyelidikan kecelakaan Sukhoi sesuai Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Ini supaya kita tidak jadi sampah dunia penerbangan dunia," tandasnya.

"Semua pihak harus diundang hingga Mapala dan dokter," imbuhnya.

Menurut Marwan, tujuan akhir tugas panja tersebut adalah mencari penyebab kecelakaan pesawat sementara. Bahan-bahan dari penyeidikan panja akan menjadi evaluasi penerbangan Indonesia.

"Kecelakaan itu apa human error, natural error, atau yang lainnya," tuturnya.

TRIBUNNEWS.







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Jamsostek Siapkan Rp 10 Miliar untuk Korban Sukhoi


PT Jamsostek (Persero) memastikan, tidak semua korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100) menerima santunan asuransi. Hanya 20 korban terdaftar yang akan mendapat santunan.

"Dari 35 warga negara Indonesia, 35 orang itu tidak semuanya mejadi peserta Jamsostek. Hanya 20 saja," Direktur Utama PT Jamsostek Hotbonar Sinaga menjelaskan dalam Raker-RDP mengenai Tragedi Sukhoi SJ 100 di ruang Rapat Komisi V DPR, Jakarta, Senin (28/5/2012) tengah malam.

Dijelaskan, 20 korban yang dimaksud, Jamsostek menyiapkan total santunan sebesar Rp 10 miliar. Dan jumlah santunan yang akan diterima ahli waris korban berbeda-beda.




"Mulai yang terkceil mendekati Rp100 juta hingga Rp1,6 miliar," lanjutnya mengatakan.

Ia melanjutkan bahwa Jamsostek masih belum memberikan santunan disebabkan masih adanya pihak ahli waris yang belum siap menerimanya.

"Ahli warisnya ada yang belum siap tapi kita sudah siap. Minggu ini sekalipun kita siap. Langsung semuanya," ia menegaskan.

Sementara yang tak mendapatkan asuransi, jelasnya, dikarenakan perusahaannya tidak mendaftar sebagai peserta Jamsostek.

Karenanya, secara kewajiban sesuai aturan UU Nomor 3 tahun 1992 mengenai Jamsostek, perusahaan tempat kerja itu sendiri yang akan menanggung dan memberikannya kepada ahli waris.

"Ada perusahaan tidak daftar ke Jamsostek. Karena itu harus bayar sendiri. Harus bayar 48 bulan upah plus 2 juta plus 4,8 plus hari tuanya. UU 3 tahun 92," jelasnya lebih lanjut.

Lebih lanjut saat dikonfirmsi Komisi V DPR mengenai nama-nama penerima, Hotbonar mengatakan tidak layak menyebutkan. Karana itu dia hanya bisa mengungkapkan per perusahaan berapa korban yang dicover asuransinya oleh Jamsostek.

Adapun santunan asuransi yang akan diberikan Jamsostek kepada ahli waris korban di luar tanggung jawab Sukhoi yang sesuai dengan Permen Perhubungan No 77 tahun 2011, yakni sebesar Rp1,25 miliar.

TRIBUNNEWS.







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Putri Cantik di Antara Potongan Jenazah Korban Sukhoi

Di antara kesibukan tim DVI (Disaster Victim Indentification) mengindentifikasi potongan-potongan jenazah korban Sukhoi Superjet 100, ada seorang wanita cantik.
Dialah Putri Lingkungan 2010, Reisa Kartikasari, yang ikut mengindentifikasi potongan-potongan jenazah korban Sukhoi Superjet 100.

Di sela-sela tugasnya, Reisa bercerita saat pertama kali bergabung dengan tim DVI. Adik dari pengacara Muhammad Nazaruddin, dan mantan artis sinetron Dea Tunggaesti itu mengatakan ia bergabung selepas lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan.

"Saya masuk sejak tahun 2009 sebagai staf forensik RS Polri," kata Reisa ketika ditemui di RS Sukanto Polri, Jakarta, Selasa (22/5/2012).




Kasus pertama yang ditanganinya adalah korban aksi terorisme bom di Hotel JW Mariot dan Ritz Carlton.
Reisa mengaku sempat syok menerima kenyataan yang dialaminya. Namun bekal semasa kuliah membuatnya kuat menjalani tugas tersebut.(*)

Tribunnews







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Pesawat Sukhoi Jatuh: Jasad Anton Daryanto Paling Utuh dan Mudah Dikenali

Jasad Anton Daryanto (56), korban kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100, paling utuh dan mudah dikenali ketimbang korban lain.

"Meskipun dompet, BlackBerry, dan ID card-nya sudah hilang," ujar Sri Ujianti, istri Anton, Rabu (23/5/2012).

Wanita yang biasa disapa Yanti, mengaku telah mengikhlaskan kepergian suami tercintanya. Hal sama juga dilakukan oleh kedua anaknya, Anggara dan Prita.




Yanti mengatakan, kedua anaknya kini sudah besar. Anak pertamanya, Anggara, sudah bekerja, dan putrinya, Prita, sudah lulus kuliah.

"Kami sudah mengikhlaskan kepergian papa," cetus Anggara.

Jenazah Anton akan dimakamkan hari ini, Kamis (24/5/2012), di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. (*)

Tribunnews







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Pesawat Sukhoi Jatuh: Dijemput Jam 5 pagi Ridwan dapat Uang Rp 100 Juta

Telepon seluler Ridwan berdering, Minggu (205/2012) malam. Suara diujung telepon itu berasal dari Markas Besar Marinir di Cilandak.

"Kamu besok (Senin 21/5/2012) ikut upacara ya di Marinir Cilandak. Kita jemput kamu dan teman-teman jam 05.00 WIB di Sekretariat MAPALA UI," kata Ridwan menirukan ucapan seorang anggota Marinir, Senin (21/5/2012).

Ridwan adalah salah seorang anggota MAPALA UI. Bersama dua rekannya, yang pertama kali menemukan serpihan pesawat Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor Jawa Barat. Ridwan kaget. Tak menyangka telepon itu dari seorang anggota Marinir.




"Lebih kaget lagi, disuruh kumpul jam segitu. Tahulah, jam segitu lagi pulas-pulannya tidur," kata Ridwan sambil tertawa lepas

Dalam upacara tersebut, Dan Kormar Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin memberikan uang senilai Rp100juta kepada Ridwan dan kedua temannya. "Pak Alfan bilang uang tersebut untuk biaya kuliah dan organisasi MAPALA UI," imbuhnya.

Ridwan sumringah dan terus mengumbar senyum saat berbincang-bincang dengan tribun, Ia mengaku senang dengan bantuan tersebut, dan timbul kekhawatiran dalam dirinya.

"Saya takut masyarakat salah sangka, nanti dikira saya hanya mengejar uang waktu ke Gunung Salak. Padahal saya kesana untuk tugas kemanusiaan," kata Ridwan.

Ridwan mengaku uang tersebut sangat bernilai bagi dirinya. Uang tersebut akan dimanfaatkannya untuk melanjutkan kuliah S2 Kimia. Saat ini, Ridwan sedang menjalani semeter empat jurusan Kimia Fakultas MIPA UI.

Ayahnya telah meninggal. Sedangkan ibunya tidak bekerja. Biaya sehari-hari Ridwan ditanggung oleh ketiga kakaknya yang telah bekerja.Ridwan juga mengaku mendapatkan uang beasiswa dari UI dalam mengejar gelar sarjana kimia. "Uang ini saya gunakan untuk S2, saya simpan untuk bekal nanti," imbuh Ridwan.

Pemuda berumur 20 tahun itu juga menegaskan akan bergabung dengan tim kemanusiaan lainnya bila ada kejadian-kejadian serupa. Menurutnya pengalaman membantu korban tidak ternilai dengan materi. "Saya senang membantu kegiatan kemanusiaan," kata pemuda yang ingin berkecimpung dibidang water treatment.

Ridwan telah dinobatkan menjadi anggota MAPALA UI sejak dua bulan lalu. Ia mendapatkan keanggotaanya setelah 13 bulan menjalani pelatihan. Akhirnya Ridwan dilantik di Situgunung, Sukabumi setelah mendaki Gunung Pangrango pada April 2012.

Ia mencintai Gunung dengan suasana sepi, tenang dan teduh. "Kalau jenuh saya ke Gunung, disana saya menemukan kedamaian setelah sampai di puncaknya," ujar Ridwan.

Saat ditanya apakah ada acara penyambutan bagi Ridwan dan teman-temannya oleh MAPALA UI karena dapat bertugas dengan baik di Gunung Salak, Ridwan mengaku tidak ada.

"Belum ada sampai sekarang, malah saya sama teman-teman lagi sibuk cari anggota baru MAPALA UI," katanya sambil tersenyum.

Tribunnews







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Yogi "Hoax Pesawat Sukhoi Jatuh" Siap Jalani Proses Hukum

Yogi Sentani (YS) melalui kuasa hukumnya siap menjalani proses hukum sampai ke pengadilan terkait kasus pengunggahan foto hoax korban Sukhoi Superjet 100 di akun jejaring sosial, Twitter.

Kuasa hukum Yogi, Muhammad Yahya Rasyid di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (22/5/2012) menjelaskan bahwa bicara proses hukum, ia mengingatkan kepada penegak hukum untuk senantiasa mengkedepankan ekualiti before the law.

"Jadi kasus yang ada harus diproses, diperiksa. Ya mungkin Yogi saja dapat batunya, tapi itu bisa jadi pembelajaran kepada masyarakat kita supaya jangan mudah menyebarluaskan gambar atau informasi yang salah, kita harus teliti," ungkap Yahya.





Tapi, bila kasus Yogi harus sampai di Pengadilan, maka pihaknya pun harus siap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Kita akan hadapi, kita harus patuh hukum sepanjang hukum itu ditegakan secara objektif," ungkapnya.

Saat ini, Yogi menjalani wajib lapor setelah ditetapkan sebagai tersangka pada 15 Mei 2012 lalu oleh penyidik Mabes Polri. Sementara penyidik pun hingga kini masih terus menggali keterangan saksi, termasuk dari teman-teman ibunya Yogi.

"Ini baru kita konfirmasi , belum tahu berapa jumlahnya (saksi), kalau mau diambil semuanya ya terserah," terangnya.

Seperti diketahui pengunggah foto hoax korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100, Yogi Santani (YS) hari ini, Selasa (22/5/2012) memenuhi wajib lapor ke Bareskrim Mabes Porli.

Yogi yang sebelumnya dijadikan tersangka dalam kasus penyebar foto hoax tersebut tidak dilakukan penahanan, tetapi hanya dikenakan wajib lapor setiap Senin dan Kamis.

Yogi baru bisa menyambangi Mabes Polri hari ini, karena hari pertama YS wajib lapor kemarin belum bisa menemani kliennya untuk memenuhi wajib lapor.

Saat ini, Yahya bersama kliennya akan tinggal di Jakarta untuk beberapa waktu, guna memenuhi kepentingan Wajib Lapor ke Mabes Polri hingga selesainya pemeriksaan saksi-saksi dalam kasus tersebut.

Pada 15 Mei 2012 lalu Mabes Polri menetapkan Yogi sebagai tersangka pengunggah foto palsu. Yogi dikenai Pasal 35 junto 51 ayat 1 UU 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Yogi sendiri mengaku mendapatkan foto palsu tersebut dari telepon seluler ibunya yang kemudian disebarnya lewat twitter.

Tribunnews







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Jenazah Korban Sukhoi Diantar ke Bandara Halim

Sepuluh ambulans dikerahkan dari Rumah Sakit Polri RS Sukanto menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Setiap mobil masing-masing membawa satu peti jenazah korban kecelakaan Sukhoi Superjet 100.

Rombongan pertama pembawa jenazah sengaja diberangkatkan lebih awal dari jadwal. Awalnya, RS Polri berencana memberangkatkan jenazah seusai maghrib. Rombongan ambulans tersebut saat ini sedang bersiap untuk membawa 10 jenazah berikutnya.

"Supaya tidak mengganggu penerbangan, kami dianjurkan setelah maghrib, tapi telah ada kabar baru dari bandara, kami segera memberangkatkan," kata Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification Komisaris Besar Anton Castilani di RS Polri, Selasa (22/5/2012)





Menurut Anton, pengiriman jenazah secara bertahap ini dilakukan karena keterbatasan jumlah ambulans dan mobil jenazah. Selain itu juga menghindari peti-peti jenazah ditumpuk dalam satu mobil.

"Kalau sebanyak 45 mobil dikirim sekaligus, dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran lalu lintas," ujarnya.

Dari pantauan Kompas.com, saat ini keluarga para korban sudah tidak terlihat lagi di RS Polri saat pemindahan jenazah. Mereka baru akan datang lagi besok sekitar pukul 08.30 di Bandara Halim Perdanakusuma untuk serah terima jenazah.

KOMPAS.com







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Keluarga Tidak Sanggup Lihat Jenazah Korban Sukhoi

Anak Anton Daryanto, Anggara mengaku tidak siap melihat jasad ayahnya yang menjadi korban Sukhoi Superjet 100. Padahal ia sempat menyatakan kesanggupannya melihat jenazah ayahnya untuk terakhir kalinya.

"Pokoknya saya nggak siap. Sejak kemarin sudah diputuskan, nanti yang melihat itu pakde sama tante," kata Anggara ketika ditemui di RS Sukanto Polri, Jakarta, Senin (22/5/2012).





Keputusannya untuk tidak melihat telah dipikirkan secara matang. Anggara mengaku tidak ingin kenangan bersama ayahnya semasa hidup terganggu.

Ia pun menceritakan setelah proses penyerahan dari pemerintah kepada keluarga pada esok hari di Bandara Halim Perdana Kusuma, maka jenazah ayahnya disemayamkan dahulu di rumah duka di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Setelah itu, jenazah akan dibawa ke tempat peristirahatan terakhir di Pemakaman San Diego Hills, Karawang.

Mengenai barang milik ayahnya, Anggara mengatakan akan diberikan sesudah penyerahan jenazah. "Waktunya seminggu nanti kita akan dikabari," tuturnya.

Hal senada juga dituturkan istri pilot merangkap Direktur Operasi Pelita Air Service Darwin Pelawi, Santa Fransiska. Ia mengaku tidak siap melihat jenazah suaminya. Oleh karenanya rekonsiliasi jenazah diwakili oleh kerabatnya.

"Saya tidak siap melihat. Saya mau mengenang dia seperti bagaimana terakhir kali saya melihat dia," katanya.

Rencananya, Darwin Pelawi akan dikuburkan di San Diego Hills, Karawang setelah disemayamkan dahulu di rumah duka kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat.

Tribunnews







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

Keluarga Minta Rekaman "Black Box" Pesawat Sukhoi Diperdengarkan

Penyelidikan tentang penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 masih diliputi sejumlah misteri. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan analisa terhadap sebagian perangkat yang ada di dalam kotak hitam.

Tertutupnya proses penyelidikan tersebut dikeluhkan oleh pihak keluarga korban, Ana Kamagi, istri dari salah seorang penumpang pesawat berbendera Rusia, Steven Kamagi. Ia mendesak, pihak terkait mengungkap proses penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat tersebut secara terbuka.





"Itu harus ya, biar publik tau semua penyebabnya, keluarga setuju dan harus dibuka seluruhnya," ujarnya kepada wartawan saat mengunjungi RS Polri, Bhayangkara, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (21/5/2012).

Ana mendatangi posko ante mortem di RS Polri dengan tujuan mendaftarkan diri untuk melihat jenazah suaminya besok. Hal senada juga diungkapkan Afrizal, keluarga dari Anton Daryanto, karyawan Indonesia Air Sport yang juga menjadi korban.

"Sebaiknya itu diungkap secara transparan supaya semuanya memahami itu dengan baik," tegasnya saat dihubungi di hari yang sama.

Menurut Afrizal, saat ini pihak keluarga sudah tidak lagi memiliki kepentingan terhadap penyebab kecelakaan pesawat tersebut, karena pihak keluarga fokus pada identifikasi anggota keluarganya yang menjadi korban. "Soalnya buat kami itu tidak berpengaruh secara signifikan. Itu penting untuk dunia penerbangan, untuk keluarga secara signifikan tidak berpengaruh," lanjutnya.

Sebelumnya, KNKT masih melakukan analisa dan penyelidikan terhadap Cockpit Voice Recorder (CVR) pada Black Box Sukhoi Superjet-100 yang ditemukan, 16 Mei 2012 lalu. Sementara Flight Data Recorder (FDR) masih belum ditemukan. Penyelidikan terhadap CVR itu pun dilakukan secara tertutup.

KOMPAS.com







BERITA LAINNYA:




Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Selengkapnya...

41772-07
 
tv1one tv1one-Online.
Simplicity Edited by Ipiet's Template