Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Polri, Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto, mengatakan bahwa tersangka Inong Malinda Dee menggangsir dana dari 123 nasabah Gold City Citibank. Sementara, nasabah Gold City yang ditangani Malinda seluruhnya berjumlah 230 nasabah.

“Ada yang diambil sampai US$ 150 ribu, tapi nasabahnya tidak tahu,” kata Arief di Jakarta, Selasa 7 Juni 2011.

Menurut Arief, dana yang digangsir oleh Malinda dari 123 nasabah tersebut digunakan untuk membiayai harta haram Malinda, antara lain beberapa unit mobil Ferrari, Hummer, termasuk untuk melunasi pembelian lima kamar apartemen. “Dari lima itu, dua dipakai, sisanya disewakan lagi. Otak bisnisnya bagus juga,” kata Arief.

Inong Malinda adalah bekas Relationship Manager Citibank. Ia dituduh menggelapkan dana lebih dari tiga nasabahnya senilai hampir Rp 16 miliar. Atas kasus ini, Citibank sendiri sudah mendapat sanksi dari Bank Indonesia.

Untuk memuluskan aksinya menggelapkan dana, Malinda diduga memakai banyak Kartu Tanda Penduduk. Bermodalkan KTP itu, Malinda membuat rekening di bank-bank berbeda. “KTP Jakarta, hanya beda kecamatan,” kata Arief.

Menurut Arief, suami Malinda, Andhika Gumilang, juga terlibat dalam penggelapan dana. Rekening atas nama Andhika digunakan untuk menampung duit hasil penggelapan. “Oleh karena itu, ada dua orang kami kenakan tindak pencucian uang,” kata Arief.

Saat ini, kasus Malinda tengah ditangani oleh Polri. Arief mengatakan sejauh ini total kerugian dari kasus penggelapan Malinda yang ditangani polisi adalah Rp 16 miliar. Sebab, hanya tiga nasabah yang melaporkan kerugian pada kepolisian. Citibank sendiri telah diberi sanksi oleh Bank Indonesia terkait kasus ini.

• http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2011/05/31/brk,20110531-338011,id.html