Ketika seperempat juta orang berdemonstrasi menuntutnya segera mundur, Presiden Mesir, Hosni Mubarak tampil di layar televisi dan memastikan bahwa ia tidak akan mundur dan terus menjadi presiden hingga saat-saat terakhir kepemimpinannya. Dia juga bertekad'memilih mati di tanah Mesir'.
"Saya akan menggunakan beberapa bulan yang tersisa dari jabatan saya untuk melayani kehendak rakyat," kata Mubarak, dalam acara televisi yang ditayangkan Selasa malam pukul 23.00 waktu setempat, seperti dimuat Al Jazeera.
Mubarak tidak akan mengikuti Pemilu lagi. Ini berarti ia akan memimpin pemerintahan transisi sampai pemilihan presiden mendatang yang dijadwalkan digelar September tahun ini.
Mubarak berjanji mereformasi konstitusi, khususnya Pasal 76 yang tak memberi kesempatan pada calon independen untuk maju. Ia juga berjanji akan fokus untuk memberbaiki kondisi ekonomi dan menyediakan lebih banyak lapangan kerja.
"Saya akan mengalihkan kekuasaan dengan segala cara untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan pemerintahan baru ini akan memenuhi semua keinginan dan harapan rakyat Mesir dalam hal politik, ekonomi, dan sosial."
Sejak awal pidatonya, Mubarak mengatakan, generasi muda memiliki hak untuk melakukan aksi. Namun, dengan nada cepat, ia berbalik menuduh bahwa para pengunjuk rasa telah dimanfaatkan oleh orang-orang yang mencoba 'merongrong pemerintahan'.
Pernyataan presiden yang telah berkuasa lebih dari tiga dekade tidak melegakan para demonstran. Tapi justru memicu kerusuhan.
Sesaat setelah Mubarak tampil di televisi, bentrok terjadi antara massa antipemerintah dan barisan pendukung Mubarak di lapangan Mahatit Masr, di kota pelabuhan Alexandria.
Sementara di pusat konsentrasi massa di Tahrir Square, Kairo, pernyataan Mubarak membuat massa marah. Beberapa bahkan melemparkan sepatunya ke udara -- sebuah simbol penghinaan dalam masyarakat Arab.
Di beberapa lokasi lain, para demonstran sontak bersorak 'Turunkan Mubarak. "Kami tidak terima ia tetap tinggal hingga September nanti atau mengalihkan kekuasaan pada Omar Suleiman (wakil presiden). Ia harus pergi sekarang juga," kata tokoh oposisi Hassan Moussa.
Mubarak yang mantan komandan angkatan udara, berkuasa sejak tahun 1981, pasca terbunuhnya sang pendahulu, Anwar Sadat.
• VIVAnews
- Adjie Massaid di Mata Angelina Sondakh
- Almarhum Adjie Massaid Sosok Humoris dan Pandai Bergaul
- Selamat jalan, Adjie Massaid!
- Gayus Tambunan Bisa Cepat, Kenapa Miranda Gultom Tidak
- Gayus H Tambunan: 2007 ke Bawah Jahiliah Semua
- Yuto Nagatomo Bangga Berkostum Nerazzurri
- ICW Tuding Nurdin Terima Dana APBD
- Pendukung Mubarak Coba Kepung Tahrir Square
- Sekitar 300 Orang Tewas Akibat Kerusuhan di Mesir
- Cirus Sinaga Terjerat Kembali Kasus Suap
- Special Hotlines for Communications with Indonesians in Egypt
- Kembali ke Index Topik Pilihan Mesir Bergolak, Ikhwanul Muslimin Tunjuk ElBaradei
- Tahun Baru Imlek 2011, Semarak Imlek di Mal
- Kalah, Madrid Kian Jauh dari Barca
- "Crop Circle" Ketiga Muncul di Magelang
- Putra Gubernur Sulsel Meninggal di IPDN
- Iran Hukum Mati Pengelola Situs Porno
- Penuhi Panggilan Polri, Cirus Geram Dicecar Wartawan
- Siapakah Hosni Mubarak dan Keluarganya
- Luna Maya Menangis di Sidang Putusan Ariel