Ahmadinejad: Bentuk Pengadilan 9/11

tv1one

Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Dia mengusulkan agar dibentuk pengadilan khusus yang bertugas menyelidiki insiden serangan teroris di Amerika Serikat (AS) 11 September 2001, yang juga disebut tragedi 9/11.

"Bila ada individu-individu tertentu yang bertanggungjawab atas insiden 11 September, suatu pengadilan yang adil dan independen harus mengusut kasus itu," kata Ahmadinejad setiba di Teheran setelah beberapa mengikuti sidang tahunan PBB di New York, Sabtu 25 September 2010.

Pernyataan Ahmadinejad itu dikutip stasiun radio IRIB News dan juga dimuat di laman stasiun televisi pemerintah Iran, Press TV. "Mereka [para tersangka yang terlibat] harus diperbolehkan tampil di sidang dan didampingi pengacara. Bila terbukti bersalah, mereka harus dihukum. Bila mereka tidak layak [untuk didakwa], nama-nama mereka harus diumumkan ke manca negara," lanjut Ahmadinejad.

Sebelumnya, pemimpin berusia 53 tahun itu kembali membuat panas telinga para diplomat Barat. Saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, Kamis 23 September 2010, Ahmadinejad menilai bahwa tragedi 11 September 2001 didalangi oleh elemen-elemen di pemerintahan AS dan harus diselidiki lebih lanjut.

Pernyataan itu cukup membuat delegasi AS dan sejumlah negara yang hadir di sidang itu melakukan boikot dengan meninggalkan ruang sidang (walkout), padahal Ahmadinejad belum selesai berpidato. Aksi itu sudah berulangkali terjadi setiap Ahmadinejad berpidato di sidang PBB, baik di New York maupun di Jenewa, Swiss.

Presiden AS, Barack Obama, pun geram atas materi pidato Ahmadinejad. "Itu sangat menghina dan mengandung kebencian," kata Obama. AS pun berpegang pada klaim bahwa serangan di New York dan Washington DC sembilan tahun lalu itu dilakukan jaringan teroris al-Qaida.

Klaim itulah yang membuat presiden AS saat itu, George W. Bush, melakukan invasi militer ke Afganistan - yang menjadi basis dan tempat persembunyian para pentolan al-Qaida. AS pun menahan sejumlah orang yang dicurigai turut merancang serangan 9/11.

AS memperkuat klaim itu berdasarkan data pada kotak hitam dari pesawat yang menghantam menara kembar World Trade Center di New York.

Namun, Ahmadinejad justru menuding bahwa oknum-oknum di pemerintahan AS juga mendalangi aksi itu. "Perlu untuk mendengar sekali lagi kotak hitam [dari pesawat yang digunakan] pada serangan 11 September," kata Ahmadinejad.

"Bila Amerika punya bukti kuat bahwa Serangan 11 September dilakukan para teroris, mereka harus menghadirkannya [di pengadilan]," kata Ahmadinejad. "Ini merupakan hak legal kita untuk meminta adanya komisi pencari fakta untuk menginvestigasi insiden itu," lanjut dia.
VIVAnews


Share/Bookmark
41772-07
 
tv1one tv1one-Online.
Simplicity Edited by Ipiet's Template