
Sebelumnya polisi dan KPK ngotot menerbangkan Nazaruddin dengan pesawat carteran senilai Rp 4 miliar agar proses aman dan cepat sampai.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan salah satu kendala yang ditemui tim penjemput yakni prosedur perizinan pesawat yang mengangkut Nazaruddin setiap kali akan melintasi suatu negara. Sebab, pesawat Gulfstream jenis G-550/ No. N913PD, adalah pesawat carter yang diharuskan meminta izin kepada otoritas negara setempat.
"Hal tersebut membutuhkan waktu, seperti halnya di Kongo yang sempat tertunda beberapa jam karena menunggu perizinan," ujar Boy, Minggu (14/8/2011).
Molornya waktu kedatangan pesawat yang mengangkut Nazaruddin, juga disebabkan pilot pesawat sangat mempertimbangkan faktor cuaca sekaligus menentukan rute yang yang ditempuh pesawat. "Maklum ini perjalanan yang melintasi beberapa benua," katanya.
Selain itu, kebutuhan pengisian bahan bakar (refeuling) juga menambah jumlah tempat yang harus disinggahi, seperti di Barbados, Dakar, Kongo, Nairoby dan Maldives.
"Di Dakar berhenti. Hampir 3 jam karena izin melewati negara Mali Afrika belum keluar. Dan Kongo, karena diperintahkan untuk berhenti oleh otoritas setempat, tembusan izin belum diterima kurang lebih 2 jam, Di tempat transit lainnya berhenti berkisar satu jam lamanya," ulas Boy.
Lebih jauh Boy menjelaskan, bahwa prosedur pesawat carter dan pesawat regular atau komersil berbeda. Pesawat komersil segala sesuatunya telah tertata dengan baik, sementara pesawat carter yang dipakai semuanya serba mendadak. "Karena kami hanya punya waktu 3 kali 24 jam untuk mempersiapkan segala sesuatunya," imbuhnya.
Sejumlah pihak khawatir adanya upaya pengkondisian hingga cuci otak Nazaruddin, sehingga pesawat bisa terlambat tiba.
Sementara, kuasa hukum Nazaruddin, OC Kaligis, sempat bingung karena dirinya justru lebih dulu tiba di Jakarta, Indonesia dari Kolombia dengan menggunakan pesawat komersil pada Sabtu (13/8/2011) pukul 16.20 WIB. Pesawat yang mengangkut Nazaruddin justru tiba beberapa jam kemudian, sekitar pukul 19.45 WIB di Bandara Halim Perdana Kusuma , Jakarta Timur. Padahal, pesawat yang mengangkut Nazaruddin berangkat lebih dulu dari Kolombia dibanding pesawat yang ditumpangi Kaligis.
Pesawat yang mengakut Nazarudin berangkat dari Bogota, Kolombia pada Kamis (11/8/8/2011) pukul 17.15 waktu setempat dan tiba di bandara Halim PK Jakarta pada Sabtu (13/8/2011) pukul 19.45 WIB. Adalah 38 jam, total waktu yang ditempuh pesawat yang mengakut Nazaruddin tersebut dari Kolombia ke Indonesia.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara sekaligus pengamat penerbangan Chappy Hakim, mengatakan waktu penerbangan Kolombia-Indonesia dengan menggunakan pesawat jet Gulfstream G550 hanya membutuhkan waktu maksimal 18 jam. Waktu tempuh 18 jam pesawat mewah tersebut sudah termasuk transit untuk isi bahan bakar. "14 atau 16 jam sudah cukup untuk sampai di Indonesia. Gulfstream G550 mampu terbang langsung dari Washington ke Singapura," ujar Chappy.
• TRIBUNNEWS
Putri Ariyanti Haryo Wibowo, Cicit mantan Presiden Soeharto Diancam Hukuman 15 Tahun
Tur Asia, Chelsea Tak Mampir di Indonesia

