Inilah Cerita Jawaban Polisi Soal Terlambatnya Pesawat Carteran Nazaruddin


Polri yang menjadi fasilitator tim pemburu dan penjemputan buronan KPK, M Nazaruddin dari Kolombia, mengungkapkan sejumlah alasan yang menyebabkan pesawat pengangku terlambat tiba di Indonesia pada Sabtu (13//8/2011), kemarin.

Sebelumnya polisi dan KPK ngotot menerbangkan Nazaruddin dengan pesawat carteran senilai Rp 4 miliar agar proses aman dan cepat sampai.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan salah satu kendala yang ditemui tim penjemput yakni prosedur perizinan pesawat yang mengangkut Nazaruddin setiap kali akan melintasi suatu negara. Sebab, pesawat Gulfstream jenis G-550/ No. N913PD, adalah pesawat carter yang diharuskan meminta izin kepada otoritas negara setempat.



"Hal tersebut membutuhkan waktu, seperti halnya di Kongo yang sempat tertunda beberapa jam karena menunggu perizinan," ujar Boy, Minggu (14/8/2011).

Molornya waktu kedatangan pesawat yang mengangkut Nazaruddin, juga disebabkan pilot pesawat sangat mempertimbangkan faktor cuaca sekaligus menentukan rute yang yang ditempuh pesawat. "Maklum ini perjalanan yang melintasi beberapa benua," katanya.

Selain itu, kebutuhan pengisian bahan bakar (refeuling) juga menambah jumlah tempat yang harus disinggahi, seperti di Barbados, Dakar, Kongo, Nairoby dan Maldives.

"Di Dakar berhenti. Hampir 3 jam karena izin melewati negara Mali Afrika belum keluar. Dan Kongo, karena diperintahkan untuk berhenti oleh otoritas setempat, tembusan izin belum diterima kurang lebih 2 jam, Di tempat transit lainnya berhenti berkisar satu jam lamanya," ulas Boy.

Lebih jauh Boy menjelaskan, bahwa prosedur pesawat carter dan pesawat regular atau komersil berbeda. Pesawat komersil segala sesuatunya telah tertata dengan baik, sementara pesawat carter yang dipakai semuanya serba mendadak. "Karena kami hanya punya waktu 3 kali 24 jam untuk mempersiapkan segala sesuatunya," imbuhnya.


Sejumlah pihak khawatir adanya upaya pengkondisian hingga cuci otak Nazaruddin, sehingga pesawat bisa terlambat tiba.

Sementara, kuasa hukum Nazaruddin, OC Kaligis, sempat bingung karena dirinya justru lebih dulu tiba di Jakarta, Indonesia dari Kolombia dengan menggunakan pesawat komersil pada Sabtu (13/8/2011) pukul 16.20 WIB. Pesawat yang mengangkut Nazaruddin justru tiba beberapa jam kemudian, sekitar pukul 19.45 WIB di Bandara Halim Perdana Kusuma , Jakarta Timur. Padahal, pesawat yang mengangkut Nazaruddin berangkat lebih dulu dari Kolombia dibanding pesawat yang ditumpangi Kaligis.

Pesawat yang mengakut Nazarudin berangkat dari Bogota, Kolombia pada Kamis (11/8/8/2011) pukul 17.15 waktu setempat dan tiba di bandara Halim PK Jakarta pada Sabtu (13/8/2011) pukul 19.45 WIB. Adalah 38 jam, total waktu yang ditempuh pesawat yang mengakut Nazaruddin tersebut dari Kolombia ke Indonesia.

Mantan Kepala Staf Angkatan Udara sekaligus pengamat penerbangan Chappy Hakim, mengatakan waktu penerbangan Kolombia-Indonesia dengan menggunakan pesawat jet Gulfstream G550 hanya membutuhkan waktu maksimal 18 jam. Waktu tempuh 18 jam pesawat mewah tersebut sudah termasuk transit untuk isi bahan bakar. "14 atau 16 jam sudah cukup untuk sampai di Indonesia. Gulfstream G550 mampu terbang langsung dari Washington ke Singapura," ujar Chappy.

TRIBUNNEWS




Putri Ariyanti Haryo Wibowo, Cicit mantan Presiden Soeharto Diancam Hukuman 15 Tahun
Inilah Alasan Megan Fox Dipecat dari Transformers 3
TKI Ruyati binti Satubi Saruna Dipancung, Ini Jawaban Marty Natalegawa
Nasib Ruyati Tak Menentu Sejak Maret 2011
Kronologi TKI Ruyati binti Satubi Saruna Dihukum Pancung di Arab Saudi
Tur Asia, Chelsea Tak Mampir di Indonesia
DKI Diminta Tegas Atur Usia Kendaraan Umum
Nasib JAT Setelah Ba'asyir Divonis Bersalah
OC Kaligis Jadi Pengacara Nazaruddin
Tiga Kali Nazaruddin Abaikan Panggilan KPK
Nazaruddin Tuding Angie Main Dana Kemenpora
Polri Tangkap 14 Tersangka Diduga Teroris
Ancaman Bom Beredar, Ini Tanggapan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo
Teroris di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Terlibat Pemboman Cirebon
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso Prihatinkan Indonesia Peringkat 47 Negara Terkorup
Komite Normalisasi Mulai Dibanjiri Tekanan
Sebagai Komisi Hukum DPR, Adang Dorojatun Diminta Kooperatif
Istana Beli Pesawat Kepresidenan Seharga Rp 500 miliar
Ketua Mahkamah Agung Harifin Tumpa Pernah Dekat dengan Hakim Syarifuddin
Bekas Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M. Nazaruddin Mangkir, Demokrat Lepas Tangan
Muhammad Nazaruddin Mainkan Banyak Proyek
Meski Nunun Raib, KPK Enggan Pidanakan Adang Daradjatun
Dewi Persik Operasi Selaput Dara
Malinda Curi Duit dari 123 Nasabah Prioritas Citibank
Marzuki Alie Hargai Keputusan Idrus Marham Mundur dari DPR
Biaya Pengobatan Malinda Ditanggung Jamkesmas
Facebook Perluas Fitur Pengenalan Wajah
Alasan Idrus Mundur dari DPR: Ingin Golkar Juara
Ryan Giggs Juga Punya Selingkuhan Ketiga
Ryan Giggs Dituding Gila Seks
Gerhana Bulan 16 Juni 2011 Lebih Spektakuler
Kelompok 78 Kukuh Calonkan George-Arifin
Nazaruddin Ancam Lawan-lawannya Lewat Nazaruddin78.blogspot.com
Proses Pencalonan Ketua Umum PSSI Tak Akan Diulang
Andi Mallarangeng Mengaku Tidak Tahu Adanya Dana Talangan
Gaji Rp 200 Juta, Miranda Sebut Tak Cukup Suap DPR
Terkait 'SMS Nazaruddin' Polisi Sedot Data Ponsel Indra Pilliang
Kutipan Perbincangan Nazaruddin-Bhatoegana
Politik 'SMS Nazaruddin,' Ujian Baru Demokrat
FIFA Beri Peluang KN Gelar Kongres Lagi 30 Juni 2011
Nazaruddin ke Singapura: Berobat Atau Kabur?
Koleksi Gol Messi Samai Rekor Legenda MU, Ruud van Nistelrooy
Barcelona Juara Liga Champions 2010-11
Lima Bintang yang Pernah Main di MU dan Barcelona
Juara Liga Champions Diperkirakan Raup Rp 1,55 Triliun
Barcelona VS Manchester United, Final Terbesar dan Terheboh
Soal Nazaruddin, Mahfud Tak Ambil Pusing
Nazaruddin Dicopot dari Bendahara Umum Demokrat


Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner



Share/Bookmark
41772-07
 
tv1one tv1one-Online.
Simplicity Edited by Ipiet's Template