
"Sudah mundur sebelum saya menjadi anggota DPR pada 2009," kata Anas melalui pesan pendek kepada Tempo tadi malam. Ia tak mau menjawab lebih lanjut ketika ditanya bentuk kerja sama antara PT Dutasari dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. "Tolong tanya kepada orang yang tepat."
Adapun Athiyyah mengaku tak pernah mendengar nama PT Dutasari. "Saya baru mendengar dari Anda," ujarnya kepada Tempo di rumahnya di Duren Sawit, Jakarta, kemarin.
PT Dutasari memiliki tagihan puluhan miliar rupiah ke perusahaan di bawah naungan badan usaha milik negara itu. Berdasarkan laporan keuangan PT Adhi Karya, pada 2008 membukukan utang kepada PT Dutasari sebesar Rp 64,49 miliar. Tahun berikutnya Rp 20,13 miliar dan pada 2010 sebesar Rp 3,9 miliar.
Berdasarkan dokumen Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang dimiliki Tempo, nama Athiyyah tertera sebagai Komisaris PT Dutasari dengan menguasai 1.650 lembar saham pada 30 Januari 2008. Dalam perubahan akta terakhir, 10 Maret 2008, nama Athiyyah masih tercantum.
Machfud Suroso, yang tercatat sebagai pemegang saham mayoritas (2.200 lembar saham) PT Dutasari, mengatakan juga sudah tak bergabung dengan perusahaan itu. "Waktu itu mau bikin hotel di Jakarta, tapi enggak jadi," katanya ketika dihubungi.
Ia kenal dengan Anas karena pernah menjadi adik kelasnya ketika sekolah. Machfud tak menjelaskan sekolah di mana. Adapun dengan Athiyyah, ia tidak begitu kenal. Menurut dia, PT Dutasari ditinggalkan pada 2009 ketika Anas baru terpilih menjadi anggota DPR.
Machfud lantas mendirikan perusahaan baru bernama PT Selaras Bangun Abadi. Perusahaannya ini berkantor di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. PT Selaras bergerak di bidang perumahan. "Saya tak main proyek," ujarnya.
Dia menambahkan, perusahaan yang pertama kali didirikan adalah PT Dian Kartika Jaya. Pada 1993, PT Dian menggarap proyek dari PT Adhi Karya. "Ngerjain pembangunan Gedung Puspiptek Tangerang," katanya. Sejak proyek itu selesai, PT Dian tak pernah lagi bekerja sama dengan PT Adhi Karya.
Ketika Tempo mendatangi kantor PT Dutasari di B-06 Plaza 3 Pondok Indah, Jalan T. B. Simatupang, Jakarta Selatan, kondisinya sepi dan tak terawat dibanding ruangan kantor perusahaan lain di kanan-kirinya.
Petugas resepsionis mengakui Machfud sebagai direktur utama, tapi sedang di luar kantor. Tak sampai semenit kemudian, seorang pria berpakaian safari biru tua yang mengaku bernama Roy mengatakan atasannya bukan Machfud, melainkan Andi Hermansyah. Perusahaan itu bergerak di bidang perkapalan.
• Tempo Interaktif.
Putri Ariyanti Haryo Wibowo, Cicit mantan Presiden Soeharto Diancam Hukuman 15 Tahun
Tur Asia, Chelsea Tak Mampir di Indonesia

