Tingkat kejahatan di Ibu Kota secara kuantitas tahun ini menurun. Namun, secara kualitas, aksi para penjahat itu bisa dikategorikan lebih berani daripada aksi-aksi sebelumnya. "Prediksi ini berdasarkan hitungan angka kasus yang terjadi pada Januari-April 2011 dikalikan tiga sehingga terhitung satu tahun," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, di kantornya kemarin.
Menurut Baharudin, tahun ini diprediksi ada sekitar 21 ribu kasus kejahatan. Angka ini lebih kecil daripada tahun lalu yang jumlahnya mencapai 25 ribu kasus. Adapun pada 2009, angka kejahatan mencapai lebih dari 27 ribu kasus dan 2008 sebanyak 30 ribu kasus. "Jadi, ada kecenderungan angka kejahatan menurun setiap tahun," ujarnya.
Adapun secara kualitas, kata Baharudin, aksi kejahatan cenderung meningkat. Para pelaku berani mengambil tindakan dengan risiko tinggi terhadap korban atau polisi yang sedang bertugas. "Itu terlihat dari penggunaan senjata api," katanya.
Satu contoh kasus kejahatan yang terjadi 1 Juni lalu di Bekasi. Sekelompok penjahat terlibat baku tembak dengan enam polisi di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Seorang anggota Unit Pencurian Bermotor Kepolisian Bekasi Kota, Ajun Inspektur Dua Sugiyantoro, tewas dalam peristiwa tersebut.
Aksi nekat para penjahat itu membuat polisi harus meningkatkan kewaspadaan dan bersikap lebih tegas. "Kalau mereka menembak, ya, harus ditembak juga," katanya. Hanya polisi tidak bisa melepaskan tembakan secara sembarangan. Polisi harus memperhitungkan jika peluru yang dilepaskan mengenai sasaran yang tepat. "Kalau membahayakan petugas atau jiwa orang lain harus tegas. Kalau lalai, dia yang jadi korban."
• http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2011/05/31/brk,20110531-338011,id.html
Kelompok 78 Kukuh Calonkan George-Arifin
